Ada 3 hal yang menjadi takdir seorang manusia dan telah ditetapkan semenjak kita berusia 40 hari di dalam kandungan sang ibu, yakni : Jodoh , Rejeki, Mati (usia)
Tulisanku kali ini sangat berhubungan erat dengan tiga hal ini. dan benar nyata adanya kurasakan ini semua hanya dalam hitungan bulan.
beberapa waktu lalu ketika aku lama sekali vakum dr blog ini banyak hal yang terjadi dan berubah dalam hidupku.
coba kita bahas satu persatu:
Jodoh...ah ini adalah bagian yang paling membuatku harus berpikir ekstra karena sampai saat ini aku belum benar-benar menemukan seseorang yang paling tepat untuk menjadi jodohku. berdasarkan pengalaman sebaik apapun dia, sehebat apapun dia bahkan sampai sejauh apapun hubungan kalian jika Allah tidak menakdirkan dia untukmu maka buzz....(efek asap) dia akan hilang seperti asap. apalah artinya kata cinta jika tidak ada restu bersatu dari sang pemilik takdir...
seperti halnya aku, seperti apapun caraku mencintainya, seberapa lama aku menantinya, dan seperti apa setiap orang mengatakan kecocokan diantara kami jika sang maha pencinta tidak menakdirkan ini. maka mudah sekali bagianya untuk menutup cerita 10 tahun penantian ini. hebat sekali bukan??? bahkan berdasarkan pengalaman beberapa temanku jika berkaitan dengan hal seperti ini kata "cinta ditolak dukun bertindak" tidak akan mempan jika sang pemilik cinta tidak ridho kita terjebak dengan cinta yang semu. atau jangan - jangan dukun dia (teman saya) kalah hebat dengan dukun dari saingan nya yang lain. hahahahahaha....yang pasti sehebat apapun dukunnya apabila sang rajadiraja tidak merestui apalagi yang bisa dibuat sang dukun.
kembali pada curhatanku,beberapa bulan lalu aku harus menegaskan "rasa kami" yang sudah ada sejak sepuluh tahun yang lalu, walaupun komunikasi kami tidak intens dan masing-masing dari kami pernah terlibat dengan beberapa orang lainnya namun setidaknya kali ini kami harus "meluruskan" hal yang pernah tertinggal diantara kami.
tepat akhir februari 2015 kemarin, aku mencoba menahan ego dan meminta maaf serta merelakan itu dan inilah janji Tuhan tidak ada keraguan di dalamnya, alih - alih menangis karena memang harus berpisah dengannya namun kelegaan yang benar-benar kurasakan saat itu.
aku merasa setiap ganjalan hatiku selama ini benar-benar telah terangkat, dia yang selalu menjadi "hantu" dari setiap hubungan ku dengan orang lain ternyata bisa hilang dariku. terima kasih Tuhan akhirnya bisa seringan ini beban dihatiku hingga tak ada lagi ganjalan untuk melangkah dengan seorang yang baru nantinya, entah siapapun dia biar Tuhan yang menjadikannya.
Berkaitan dengan ini, ternyata Tuhan berbaik hati padaku. Tidak sempat aku menangisi perpisahan dengan cinta "lawas" ku, aku harus menangisi kepergian "amang" (adik laki-laki ibuku).
ya...siapa yang menyangka usianyanya baru 39 tahun, seorang duda beranak satu yang pada masa-masa sulitnya sangat bergantung padaku. beberapa bulan sebelum hari "kepulangannya" dia bercerita padaku ingin sekali kembali bersatu dengan sang "mantan istri" dan anak mereka yang beranjak besar. Akupun mengiyakan dan memotivasinya untuk menyelesaikan masa "belajar" nya dan segera berkumpul dengan kami sebagai seorang yang lebih baik.
Ah...lagi-lagi sang pemilik takdir memiliki sebuah cerita indah lainnya untuk hidup amang (sebutanku untuknya) setelah 2 bulan mengalami sakit di telinga nya dan keterbatasan kami untuk mengobati sakitnya awal maret 2015 yang lalu kami harus menerima kenyataan tentang kepulangannya yang begitu mendadak. Sungguh umur tidak ada yang bisa memperhitungkannya, beberapa hari sebelum kepulangannya kami masih sempat bertukar sapa saling bertanya keadaan karena jarak usia kami yang tidak terlampau jauh membuat kami lebih seperti saudara kandung. bahkan aku sempat agak kesal ketika dia terlalu manja padaku disaat aku sedang sibuk, yah ternyata waktu itu juga yang saat ini ku rindukan...sungguh aku tidak akan pernah menyesal punya amang seperti dia, betapapun kelam kehidupannya, betapapun beberapa waktu di akhir hidupnya begitu bergantung secara financial kepadaku karena ku tahu setiap manusia memiliki rejekinya sendiri-sendiri, mungkin saat itu dia yang begitu dikucilkan oleh keluarga lainnya harus menitipkan sebagian rejekinya lewatku dan aku yakin Tuhan sudah membaginya sesuai porsi kami.
Setelah "kepulangan" nya yang begitu mendadak ternyata mebawa hikmah dan rejeki tersendiri untuk kami yang ditinggalkannya, berpulangnya amang membuat seseorang yang merasa bersalah karena mengabaikan keberadaannya membuat ia tersadar atas apa yang sudah dia "lewatkan". sehingga dia mencoba menebusnya dengan memberangkatkan orang-orang terdekat amang untuk bertandang ke Baitullah (umroh).
Ya Rejeki itu datang di saat yang tidak disangka dan bentuknya pun tidak terduga, termasuk dalam rombongan "wajib" umroh sebelumnya tidak ada dalam bayangan kedua orang tuaku.Karena seperti ku katakan di awal bahwa sebelumnya kami harus menunda keinginan yang muluk-muluk karena harus "berbagi suap" dengan amang. Ternyata karena amang juga impian kedua orang tuaku untuk kembali ke Baitullah benar-benar terlaksana.
Mersakan umroh dengan fasilitas terbaik di bulan paling baik sepanjang tahun sungguh hadiah yang sangat luar biasa dari amang untuk keluarga kami, genap dua minggu orang tuaku bertandang ke rumah Allah, subhanallah sungguh tidak ada yang menyangka tentang rejeki ini.
kesimpulan dari tulisanku ini adalah jodoh, umur dan rejeki kita memang sudah di tuliskan oleh sang penulis takdir sebelum kita dilahirkan, kita tidak akan pernah tahu dengan siapa kita berjodoh, seberapa makmur kehidupan kita dan seberapa panjang usia kita. Namun jangan khawatir tetaplah berbaik sangka pada Nya bahwa kita akan mendapatkan jodoh yang terbaik dan pantas untuk mendampingi kita, kita akan mendapatkan penghidupan yang terbaik sesuai usaha kita, dan kita akan mendapatkan umur yang manfaat dan berkah.
akhirul kalam..."Tuhan tidak akan merubah nasib hambanya, kecuali dia merubah nasibnya sendiri"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar